Setelah Dua Puluh Dua Tahun

by - Februari 26, 2018


Foto di atas adalah alasan mengapa aku melewatkan satu hari tidak menulis pada program ODOP kemarin. Karena pada hari tersebut, aku tidak memberikan kesempatan pada diri sendiri untuk memegang gawai.

Gawai hanya aku pergunakan untuk memberi laporan kepada suami. Sudah seharusnyalah aku berterima kasih kepada suami yang telah memberi ijin padaku, sehingga pada hari minggu tersebut menjadi indah.

Kan aku harus bertanggung jawab agar suami tidak khawatir. Dengan memberikan laporan dan poto-poto yang kukirim, aku ingin dia merasakan dan melihat betapa bahagia istrinya. Maklum emak-emak rumahan yang selalu berkutat dengan kamar, dapur, sumur akhirnya bisa menghirup dunia luar heuheu. Jarang-jarang lho pake baju selain daster.

Aku mengabarkan pada suami, bila aku sudah berada dititik kumpul bersama dua dara lainnya. Soalnya aku pergi bersama dua orang perempuan teman saja. Kalau pergi bertiga bersama emak-emak zaman "ngampus" dulu, boleh dong disebut tiga dara.

Sepanjang perjalanan kami melepas rindu. Membicarakan hal-hal dari A - Z. Mulai basa-basi nggak penting, seperti "wajah lo dari dulu sampe sekarang nggak berubah yah?" (baca: awet muda. Suer gw mah kagak bo'ong. Dilarang sirik!), sampai masalah bisnis.
Biasalah yah emak-emak zaman now, harus bisa mencari passive income selain dari pekerjaan utama.

Benar apa yang dibilang agama, bahwa mempererat tali silaturahim akan memperpanjang rejeki juga. Buktinya pada perjalanan singkat Bekasi - Bandung) dengan kecepatan mobil 130km/jam, cuma dua jam saudara-saudara. Aku akhirnya deal merekrut temanku menjadi reseller yoghurt. Sedangkan teman satu lagi yang memang sudah menjadi resellerku selama lima bulan, membeli buku antalogiku. Bagaimana?  Perjalanan yang seru kan?

Hari yang melelahkan sekaligus membahagiakan. Tidak percuma berangkat jam lima subuh dari rumah. Semuanya terbayarkan karena dapat bertemu dengan teman seperjuangan masa kuliah dulu. Bayangkan 22 tahun semenjak wisuda tahun 1996, kami tidak pernah saling bertemu.

Perkumpulan yang diadakan satu tahun sekali pun, tidak membuat semua orang bisa datang untuk berkumpul. Kesibukkan dan kepentingan, serta keluarga adalah jarak yang sulit untuk ditaklukan dibandingkan tol Cipularang menuju Cibiru, Bandung.

Aku pun demikian, dari total pertemuan lima kali, aku absen dua kali. Yah, setidaknya kemarin, Minggu, 25 Pebruari aku bisa ngobrol seru dengan mereka.

Pembicaraan antara kami pun penuh tawa dan canda. Dari daftar hadir empat puluh orang, yang berhasil datang dua puluh satu. Tidak mengapa, semoga pertemuan tahun depan diberi rejeki umur dan kesehatan. Sehingga kami dapat bertatap muka dan melepas kangen.

Akhirnya laporan terakhir yang diberikan kepada suamiku setelah acara selesai adalah, bahwa aku sudah berada di jalan menuju pulang.

Rencana akan menulis disepanjang perjalanan. Apa daya hujan mengiringi kami sepanjang perjalanan hingga tol Cikampek. Aku dan temanku harus menjadi navigator bagi teman yang sedang mengendarai mobil. Hujan deras pada jam tujuh malam itu, membuat jarak pandang pendek. Terlebih teman yang mengendarai mobil memiliki mata rabun jauh. Alhasil kami berdua yang nebeng, harus memastikan bahwa kendaraan selalu berada pada jalur. Beberapa kali mobil yang kami tumpangi berada dijalur antara dua dan tiga. Beruntung jarak antara kendaraan jauh. Perjalanan penuh waspada dan mengesankan.

Pukul 21.05 kami pun tiba di stasiun Bekasi. Dititik itulah kami berpisah.

#OneDayOnePost
#ODOPbatch5

You May Also Like

0 komentar