NHW#3 MEMBANGUN PERADABAN DARI DALAM RUMAH
Ok. Makin kesini, NHW IIP makin runcing. Tapi, tugas-tugasnya membuat saya harus mengevaluasi dan menata kembali apa yang sudah berjalan.
a. Jatuh cintalah kembali kepada suami anda, buatlah surat cinta yang menjadikan anda memiliki "alasan kuat" bahwa dia layak menjadi ayah bagi anak-anak anda.Berikan kepadanya dan lihatlah respon dari suami.
* Saya sudah menulis surat untuknya. Dan ini adalah respon suami dalam bentuk surat juga. (note: surat dalam bentuk surat elektronik)
12 feb nanti genap sembilan belas tahun usia pernikahan kita, ditambah 7 tahun mengenalmu dalam masa pacaran.
26 tahun bukanlah waktu yang singkat sayang.....
Sayangku, waktu telah mempertemukan kita, waktu jugalah yang telah membuktikan betapa besarnya cinta kita untuk bersama.
Istriku, aku selalu berusaha untuk mencintai segala kekuranganmu, maka cintailah aku dengan cara yang sama sebagaimana aku mencintaimu.”
Istriku, aku tak pernah tahu sampai kapan batas usiaku, tapi harus engkau tahu, bahwa aku akan selalu berusaha menjaga hatiku untukmu
Aku tak pernah meminta apapun yang lebih dari dirimu untuk ku, namun yang aku minta hanya agar engkau selalu disini, selalu bersamaku setiap waktu dan saat nanti aku tak mampu melihatmu lagi.
Sayangku, seberat apapun beban yang akan kita hadapi, percayalah bahwa Allah tidak akan meninggalkan kita, selama kita mau saling mencintai karenaNya.”
Istriku, aku tidak meminta bintang dan bulan kepadamu, aku hanya meminta engkau mau temani aku selama-lamanya di bawah cahaya keduanya.”
Maafkanlah suamimu ini wahai istriku, jika seandainya aku pernah membuatmu menangis, sekarang barulah aku tahu, bahwa air mata merupakan satu-satunya cara bagaimana mata berbicara ketika bibir tak lagi mampu menjelaskan apa yang membuatmu terluka.
Selamat hari jadi pernikahan kita duhai istriku tercinta.
Jadilah selalu bidadari buatku di dunia dan buatlah nanti cemburu seluruh bidadari di Surga kepadamu.
Note: tanpa editan 😁😊
b.Lihatlah anak-anak anda, tuliskan potensi kekuatan diri mereka masing-masing.
Tidak terasa kakak menginjak usia delapan belas tahun November 2017 yang lalu. Saya pun memutuskan mengundurkan diri dari pekerjaan, disaat kakak sudah menginjak dewasa. Karena tidak ada kata terlambat untuk mengenalnya lebih dekat.
Aku melihat kakak:
1. Suka berorganisasi.
Kabar gembira diberikannya ketika bulan November lalu dia lolos wawancara di komunitas Young On Top (YOT). Sekarang dia tidak minder lagi. Kakak berani tampil di depan orang banyak dan makin percaya diri. Sstt, kakak dipercaya menjadi ketua seksi acara penggalangan donor darah di bulan Pebruari ini lho. Dia mencari lokasi dan melobi sejumlah venue, seperti Hotel Horison, Hotel Aston, dan sejumlah gedung di Bekasi. Dan akhirnya dia berhasil menemukan lokasi dan deal di salajlh satu mall besar di Bekasi. Bangganya aku.
2. Jujur
Kakak memang tidak jenius. Tapi dia jujur dengan pencapaian hasil belajarnya. Dari SD sampai SMA, kakak selalu melaporkan hasil ujiannya. Ada beberapa yang di bawah standar. Tapi itu tidak menjadi soal buatku. Aku hanya bilang pada kakak, perbaiki sekuat tenaga, berusaha melakukan yang terbaik. Hasilnya pada semester empat ini, IPK nya cukup memuaskan. Dia melakukan untuk dirinya sendiri dan dia ingin membuat aku bangga. Bagiku tanggung jawab pada dirinya sendiri sudah cukup.
3. Welas Asih
Syukur Alhamdulillah kakak dibesarkan dalam lingkungan yang penuh kasih sayang. Sehingga rasa empatinya cukup bagus. Terlebih pada orang tua dia begitu perduli.
Dari dua sikap tersebut di atas, ditambah keikutsertaannya di organisasi. Saya akan mengarahkan dan melatih kakak untuk mempunyai jiwa entrepreneurship. Bila Allah mengijinkan, saya ingin dia melanjutkan S2 di jurusan yang lebih spesifik. Terdapat dua pilihan, akuntansi publik atau akuntasi pajak. Agar setelah dia menyelesaikan jenjang S2 nya, kakak bisa membuka jasa sendiri di rumah. Kelak bila berumah tangga, dia tidak perlu meninggalkan keluarga, terutama anak-anaknya.
c. Lihatlah diri anda, silakan cari kekuatan potensi diri anda. kemudian tengok kembali anak dan suami, silakan baca kehendak Allah, mengapa anda dihadirkan di tengah-tengah keluarga seperti ini dengan bekal kekuatan potensi yg anda miliki.
Semoga jawaban ini tidak terkesan tinggi hati. Dan semoga ini menjadi refleksi diri untuk tetap berjalan tetap pada rel-Nya.
Mungkin sabar is my middle name. Heuheu. Beneran lho. Teman juga bilang seperti itu. Walaupun cerewet tapi nggak pakai banget. Kalau nggak cerewet bukan emak-emak namanya. Ya kan?
Kesabaran itulah yang membuat saya bisa menemani suami sampai sekarang. Entah kapan kesabaran itu tumbuh menjadi begitu besar. Yang jelas sampai sekarang, saya sedang belajar mencintainya karena Allah. Agar sabar tetap makin berkembang.
Kegagalan dalam pencalonan DPRD Bekasi sebanyak dua kali. Kehilangan anak kedua. Juga serangan jantung yang dialami oleh suami sebanyak dua kali dalam dua tahun. Membuat saya meyakinkan hati, bahwa Allah memang menciptakan saya untuk menguatkan suami. Pun begitu sebaliknya, saya pun dikuatkan olehnya.
Kakak. Dia adalah pelita hati yang tak pernah tergantikan untuk kami, orang tuanya. Sifat kakak yang sensitif dan merasa dirinya menjadi tulang punggung harapan kami. Mungkin dia agak sedikit tertekan. Saya pun bersikap sebiasa mungkin. Tidak memanjakan dan sikap disiplin harus tetap dijalani. Keras? Sedikit kok. Saya mau dia mempunyai kualitas ketika menempuh kehidupan rumah tangga nanti.
d. Lihat lingkungan dimana anda tinggal saat ini, tantangan apa saja yang ada di depan anda? adakah anda menangkap maksud Allah, mengapa keluarga anda dihadirkan disini?
Komplek perumahan yang tidak terlalu padat dan sebahagian penghuninya adalah usia muda. Maka banyak pasangan suami dan isteri bekerja yang di ranah publik.
Pun demikian dengan saya. Setelah menginjak tahun kelima tinggal di komplek yang baru ini. Akhirnya saya bisa mulai belajar beradaptasi. Hmm beradaptasi dengan kesepian heuheu.
Maklum setelah saya menyandang gelar IRT tiga bulan yang lalu. Maka saya hanya bisa melihat kesunyian di komplek rumah.
Hanya ada senam satu bulan sekali plus kocok arisan.
Mungkin sebagai ibu RT saya harus mendata, ada berapa orang yang menjadi ibu rumah tangga to'. Dari sanalah saya akan mulai memberdayakan ibu-ibu komplek. Atau memang kehadiran saya dan suami di kompek rumah untuk dijadikan ketua RT?
1 komentar
Semangat bunda. Matrikulasi memang sangat bermanfaat sebagai ajak refleksi, evaluasi dan menemukan passion diri. Alhamdulillah saya merasa sangat beruntung bisa bergabung juga dalam program2 Institut Ibu Profesional. Bagi saya IIP adalah gerbang menuju banyak ilmu.
BalasHapusSalam kenal dari saya di Kota Pekalongan
Nurul Ku
http://untaiankatabunda.blogspot.co.id