ODOP

by - Februari 22, 2018

Menulis memang membutuhkan kedisiplinan dan konsisten. Apapun alasan untuk tidak menulis adalah tidak dibenarkan. Menulis adalah pekerjaan paling mudah (seandainya).

Tahun 2016, awal mula saya bergabung dengan ODOP. Batch 3 kala itu. Minggu pertama begitu semangat. Banyak teman sesama penulis, baik itu pemula atau pun senior berada dalam grup. Hingga minggu kedua aktifitas menulis menurun. Kesibukkan akan keseharian selalu menjadi alasan terbesar. Hingga akhirnya kandas, terlupakan dan saya tenggelam kembali pada rutinitas harian.

Ketika awal tahun 2018 ini, saya memulai kembali bergabung dengan ODOP. Kali ini pun sama seperti pertama saya bergabung. Terjaring kurang lebih dua ratus anggota. Namun, lagi-lagi menginjak minggu kelima, anggota yang tersisa tidak sampai setengah jumlah awal.

Tekad bulat sebelum bergabung dengan ODOP membuat saya tetap bertahan sampai sekarang.

Kelas sekaliber ODOP tidak boleh disia-siakan. Begitu banyak ilmu bertebaran secara free. Modal kami hanya menyimak, membaca dan menulis. Kemudian meluangkan waktu untuk mewujudkan kekonsistenan tersebut.

Tidak akan menghabiskan waktu delapan jam seperti kamu bekerja. Tidak perlu mengganggu jam tidurmu. Cukup luangkan waktu dikala kau beristirahat siang di kantor, di kendaraan umum, saat menonton tv, atau menjelang diwaktu tidurmu.

ODOP pun tidak membebani dengan tugas menulis yang menjelimet. ODOP hanya ingin kamu menuliskan tentang cerita keseharian, cerita yang kamu kuasai. Bahkan Uncle Ikh sebagai Dewan Penasihat ODOP mengatakan bahwa benda mati pun bisa dijadikan cerita. Nah, disinilah ilmunya. Kita harus bisa belajar peka terhadap lingkungan sekitar. Karena selalu memikirkan hal rumit dan besar akhirnya hal kecil diabaikan. Padahal hal kecil tersebut bisa dijadikan tulisan bagus kalau kita bisa meramunya.

Begitu mulia tujuan ODOP memberi sarana kepada kami, penulis pemula. Tidak sedikit pun mereka meminta fee. Pengorbanan yang sungguh kita tidak bisa membalasnya. Eh, bisa deng. Kita bisa membalas jasa mereka dengan cara konsisten menulis. Membalas kebaikkan ODOP dengan memberikan kelulusan sampai kelas berakhir. Sukur-sukur sampai kita mempunyai karya. Karya yang akan melambungkan nama ODOP, sehingga makin banyak orang tertarik untuk menulis.

Menulis merupakan bukti eksistensi diri ketika kita tidak berada di dunia lagi. Sejarah akan selalu mengenang kita karena karya yang telah membawa manfaat. Yah, setidaknya untuk keluarga, anak, cucu, bahkan mungkin sampai generasi ke-7.

#OneDayOnePost
#ODOPbatch5
#Tantangan#5


You May Also Like

2 komentar

  1. Semoga kita bisa sampai selesai mengikuti Odop ini ya Mbak Desi...:)

    BalasHapus
    Balasan
    1. Aamiiin. Semangat buat semua, khususnya kita berdua. 💪

      Hapus