Hilang di Tikungan
"Sumpah gue naksir berat sama Nancy." Beno bicara dengan semangat empat lima.
"Tapi, gue bingung gimana caranya ngomong suka ke Nancy." Intonasi Beno menurun, lemah, nyaris berbisik putus asa.
"Baru denger nih gue. Playboy terkenal di SMA Buana bingung ngomong suka sama cewek," ucap Adri.
"Tampang ganteng, dompet tebel, tunggangan lo keren." Adri menepuk dash board mobil mewah Beno yang baru saja meninggalkan sekolah.
"Nancy ini beda, Dri. Cuma dia yang cuek sama gue. Dia nggak centil, penampilannya juga sederhana. Dan, satu lagi, dia pinter," ucap Beno sambil mengerem mobilnya karena rambu lalu lintas berwarna merah.
"Kalo cewek-cewek lain, kan emang naksir gue. Jadi, gue cuma deketin mereka, trus kita jadian deh." Beno tertawa senang, memperlihatkan barisan giginya yang putih bersih.
"Lah, kalau Nancy? Gue yang naksir dia," lanjut Beno.
Beno mendadak terdiam. Dia terpaku, melihat mobil Nancy berhenti bersebelahan dengan mobilnya.
Rambut ikal Nancy yang dikucir kuda, membuat wajah oval yang dilihat dari samping itu terlihat makin cantik. Kepala Nancy mengangguk-angguk, mulutnya bergerak mengikuti alunan lagu. Setidaknya itulah dugaan Beno.
"Aku harus mendapatkannya," gumam Beno.
"Lo pasti bisa dapetin Nancy deh. Gue percaya sama kemampuan lo." Adri membalas gumaman Beno yang cukup jelas di telinganya.
Dibiarkan mobil Nancy melaju terlebih dahulu. Beno berencana untuk mengikuti mobilnya. Agar dia tahu dimana Nancy tinggal.
Mobil yang dikendarai Nancy masuk ke sebuah perumahan elite yang besar dan luas. Jarak mobil yang dikendarai Beno berjarak tidak lebih dari 50 meter. Dia tidak mau Nancy tahu kalau dia membuntuti mobilnya.
Tiba di perempatan, mobil Nancy belok ke kiri. Beno pun mempercepat laju mobilnya, agar tidak kehilangan jejak Nancy.
"Awas Ben!" jerit Adri.
Beno menginjak rem dengan cepat.
"Sialan!" umpat Beno.
Sepeda es krim tiba-tiba menyebrang jalan. Beruntung Beno masih sempat menghentikan mobilnya.
#OneDayOnePost
#ODOPBatch5
0 komentar