Good Meat
"Serius gue lapar banget nih." Tika meremas perutnya yang kempes dan kendur.
"Iyah, gue tahu. Lo kira lo doang yang lapar? Gue juga sama."
Tino memandangi lokasi di mana mereka berada. Matanya berkeliling, menyisir perkotaan yang tampaknya sudah tidak berpenghuni.
Cahaya temaram terlihat dari salah satu rumah di ujung jalan. Tino bernapas lega. Setidaknya malam ini dia dan Tika bisa menumpang tidur atau mendapatkan sedikit makanan.
Tino dan Tika sedang menyelidiki sebuah kota yang hilang dari peta pemerintah daerahnya. Sayang, mereka tersesat.
"Silahkan masuk." Seorang gadis mempersilahkan kami masuk ke dalam rumahnya, setelah pintu diketuk.
Tidak ada penghuni lain selain gadis itu di dalam rumah tersebut.
Sinar mata Tika penuh napsu, terdengar tenggorokannya menelan ludah.
Tino melihat sepiring steak di atas meja makan. Uap panas yang mengepul menebar aroma sampai ke hidung mereka. Wajar bila Tika begitu liar menatap steak tersebut.
"Makanlah!"
Ah, akhirnya gadis itu mengeluarkan kata ajaib.
Tanpa perlu menunggu lama. Tika bergegas melangkah ke ruang makan yang menjadi satu dengan ruang tengah. Sedang Tino memandang mata gadis itu dengan penuh tanda tanya.
Gadis berambut kepang dua, wajah tanpa ekspresi, bahkan terkesan kaku. Mengenakan baju terusan rok selutut model jadul. Renda baju di bawah dada gadis itu melingkar ke belakang dan diikat pita.
Cacing di perut Tino menghalanginya untuk mengetahui tentang gadis itu lebih lanjut. Sedang Tika? Dia sudah terlihat begitu lahap memakan steak.
Belum lagi Tino duduk untuk menyantap steak.
"Tin, tolong ambilin minum dari kulkas di belakang lo itu dong."
Tika membersihkan mulut dengan ujung lengan bajunya.
Tino menatap gadis itu, meminta ijin untuk mengambil minum.
"Ambillah!" Gadis itu mempersilahkan Tino mengambil minum sendiri dari lemari pendingin.
Tino tiba-tiba merasa mual, kepalanya pusing, tubuhnya limbung. Ketika dia membuka dan melihat di dalam kulkas itu terdapat begitu banyak potongan tubuh manusia.
#OneDayOnePost
#ODOPBatch5
0 komentar