Cinta untuk Niar - Part#9
Niar menatap langit-langit kamarnya, berharap akan mendapatkan petunjuk temtang strategi untuk mendekati Evan.
Kejadian siang tadi membuat Niar galau. Buku PR yang tergeletak di meja belajar, dibiarkan begitu saja. Evan lebih penting daripada PR yang harus dikumpulkan besok. Selama ada Tika, PR tidak akan menjadi masalah. Niar akan datang lebih pagi ke sekolah untuk mengerjakan PR.
Malam belum begitu larut, ketika Bi Riah memberitahu Niar bahwa Tika ada di ruang tamu, sedang berbincang dengan bunda. Niar pun langsung turun dengan mata berbinar. Seakan dia menemukan solusi dari pencarian strategi untuk mendekati Evan.
"Hai, Tika!" seru Niar tertawa riang.
"Ya ampun, Niar. Seperti baru bertemu Tika saja. Kan kalian berdua selalu bertemu setiap hari," ucap bunda yang melihat Niar merangkul Tika.
Tika tersenyum canggung pada ibunya Niar. Dia pun tidak mengerti dengan sikap Niar. Ditariknya tangan Tika oleh Niar menuju kamar. Melihat hal tersebut, bunda hanya menggelengkan kepala.
"Untung lo datang. Kedatangan lo membuka pikiran gue yang buntu. Lo itu memang ditakdirkan menjadi sahabat gue," ucap Niar sambil menapaki anak tangga yang diikuti oleh Tika di belakangnya. Tika hanya mendengarkan ocehan Niar.
Ketika Tika sudah berada di kamar Niar. Tika mulai mengeluarkan pertanyaan yang membuat dia bingung.
"Seneng banget lo ketemu gue. Kayaknya ada maunya, nih?" Niar menghempaskan tubuhnya ke kasur.
Niar menjelaskan pada Tika sebab dia begitu bahagia dan senang bertemunya. Niar pun menceritakan kejadian di sekolah siang tadi. Alhasil, Niar berhasil membuat Tika tertawa terpingkal-pingkal.
"Felling gue kayaknya lo bakal suka beneran sama Evan. Bukan sekadar lagi menjawab tantangan," kata Tika setelah mendengar cerita Niar.
Meskipun Niar menolak mengakuinya, tapi Tika merasa Niar mempunyai rasa pada Evan.
"Udah deh, nggak usah bahas itu lagi. Lo mau gue tetap ngejalanin tantangan ini atau nggak?" jawab Niar dengan nada santai tapi mengancam.
"Ok ok. Sebut ajah apa yang bisa gue bantu. Gue mau lo dapet cowok. Sementara mungkin ini memang tantangan. Yah, seenggaknya kalau lo ntar jadian sama Evan... ," Tika membalikkan tubuhnya menghadap langit-langit kamar, "lo nggak akan ada lagi di malam minggu gue dengan Tedi."
Mendengar hal tersebut, Niar menaruh bantal di wajah Tika. Dengan berpura-pura sedikit kesal dia betkata, "iyah, gue minta maaf karena selalu menjadi orang ketiga di tiap malam minggu lo."
#OneDayOnePost
#ODOPBatch5#tantangancerpen#9
0 komentar