Cinta untuk Niar - part#10

by - Maret 16, 2018

Kemudian Niar dan Tika terdiam. Niar memainkan gawainya dengan pikiran yang melayang entah kemana. Sedang Tika, dia memejamkan matanya. Berharap mendapatkan solusi untuk masalah yang dihadapi oleh Niar.

Kemudian Tika berkata dengan mengejutkan sambil mengganti posisi dari rebahan menjadi duduk bersila.

 "Nah! Kenapa kita nggak tanya Tedi ajah. Kita...  ,"

"Tanya ke Tedi tentang apa?" Niar mengikuti Tika, mengganti posisi tengkurapnya dengan duduk bersila.

"Lo tuh ya. Belum juga gue selesai ngomong dah main potong ajah." Tika mendengus kesal.

"Iya iya, maaf. Gue kan cuma mau lo kasih pencerahan dari masalah gue. Cukup lo aja deh yang tahu. Jangan sampai Tedi tahu juga."

"Gue mau minta nomor telpon Evan ajah kok ke Tedi. Nggak lebih dari itu."

Tika mengerti maksud sahabatnya. Tika tahu bahwa Niar ingin menyelesaikan tantangan ini tanpa melibatkan Tedi. Tedi kan teman sebangku Evan. Bukan hal yang tak mungkin bila nanti Tedi keceplosan tentang strategi yang dibuat Niar.

"Jadi gini, Ni. Setelah gue dapat nomor telpon Evan. Lo nanti kirim pesan ke dia. Lo minta maaf atas kejadian kemarin."

"Terus."

"Nggak ada terusnya. Gue cuma buka jalan sampai situ aja. Sisanya lo yang mikir."

"Kok gitu?" Niar menggaruk kepalanya yang tidak gatal.

"Ya iyalah bisa begitu. Orang gue nemu strateginya sampai situ doang," ucap Tika santai.

Tika turun dari tempat tidur. Jam berkarakter Naruto di dinding kamar Niar menunjukkan pukul setengah sepuluh.

Sebelum Tika keluar kamar, Niar berkata,"Gue tadi lihat lo bawa buku deh. Itu buku fisika kan? Lo ke sini mau ngasih pinjem PR kan?"

"Tadinya gue mau belajar bareng bahas PR fisika ini. Gue sedikit ragu sama jawabannya. Eh, sekarang gue malah ditodong."

Tika menyerahkan buku fisikanya pada Niar. Dia tidak tega bila besok pagi, Niar datang lebih awal dengan mata terkantuk-kantuk demi mengerjakan PR. Terlebih mata pelajaran fisika adalah jam pertama.

Dan, Bu Dira adalah guru fisika yang galak. Kalau sampai telat masuk kelas dan tidak mengerjakan PR. Hukumannya adalah mewajibkan muridnya tersenyum dan mengingatkan kelas lain untuk jangan lupa mengerjakan PR.

Bayangkan! Diminta untuk berkata di depan murid-murid kelas dua, sebanyak lima kelas pula, bahwa mengerjakan PR itu wajib dan harus tersenyum saat melakukannya. Malu!

#OneDayOnePost
#ODOPBatch5#tantangancerbung


You May Also Like

0 komentar