Cinta untuk Niar - part#11

by - Maret 16, 2018

Niar mengirim pesan lewat wa pada Evan. Dalam pesannya tersebut, Niar memohon maaf atas kejadian tentang bola basket kemarin. Dengan begitu Niar sangat berharap, ini adalah awal kedekatannya dengan Evan.

Tempat duduk Evan hanya berjarak dua kursi di samping Niar berada. Sehingga Niar dapat melihat Evan saat membaca pesannya.

'OMG! Dia melihat ke arah gue. Tapi kenapa ekspresi wajahnya datar? Apakah ini pertanda dia tidak menyukai diri gue? Tidak, tidak, tidak. Dia pasti akan menerima permintaan maaf gue. Dia pasti akan membalas pesan gue." Batin Niar berdebat.

Niar gelisah di sepanjang pelajaran Bu Dira. Dia bolak balik melihat gawai yang diletakkan di laci meja belajar. Hingga mata pelajaran fisika berakhir, gawainya tidak kunjung bergetar. Evan tidak membalas pesan yang dikirim oleh Niar.

Hingga jam istirahat tiba, Niar dikejutkan oleh sebuah suara berat.

"Lo nggak ke kantin?" tanya cowok bersuara berat yang ternyata adalah Evan.

Sesaat Niar terpana melihat tatapan mata tajam Evan. Dan secara tidak sadar lagi,  mulut Niar setengah terbuka seperti kejadian kemarin. Dia benar-benar mengulangi kejadian seperti kasus bola basket.

Tika yang baru saja masuk ke dalam kelas sehabis dari toilet, langsung menepuk bahu sahabatnya itu.

Dengan cengengesan dan sambil duduk di sebelah Niar, dia berkata,"maaf Van. Niar emang suka grogi kalau ngadepin cowok ganteng."

Tidak membalas apa yang sudah dikatakan Tika. Evan nyelonong pergi, meninggalkan Niar dengan mulutnya yang setengah terbuka.

"Niar!" teriak Tika di telinga Niar.

"Apa sih lo Tik. Gue tuh nggak budeg." Niar meniup kepalan tangannya dan meletakkan di telinganya. Suara Tika lumayan membuat telinganya pekak.

"Bengongnya lo itu kebangetan banget. Disamperin umpan, malah lo kewatin begitu ajah. Percuma lo mancing, pas umpan dimakan, lo nggak tarik." Tika mendengus kesal dengan sikap Niar.

"Gue tadi nggak bengong, kok. Gue cuma lagi menikmati dan mencoba berselancar di dalam sorot mata tajamnya," ucap Niar dengan mata menerawang dengan kedua tangan yang diletakkan di bawah dagunya.

Mendengar hal tersebut, Tika menepak salah satu tangan Niar yang menonggak dagunya. Untung Niar dapat menyeimbangkan dagunya hingga tidak jatuh beradu dengan meja.

Niar tidak memberitahu Tika penyebab Niar bersikap seperti tadi. Dibiarkan Tika gemas dengan dugaan-dugaannya. Nanti juga Tika akan mengetahuinya sendiri tanpa perlu diberitahu. Hanya tinggal hitungan jam, Tika akan mengetahui sebab musabab sikap Niar yang membuat kesal Tika.

#OneDayOnePost
#ODOPBatch5#cerbungpart11


You May Also Like

0 komentar