Hadiah untuk Istri Tercinta
Sengaja Ian izin pada atasannya untuk pulang kantor lebih cepat hari itu. Ia sudah membuat janji dengan seseorang yang dapat menyelesaikan masalah istrinya.
Dengan tergesa langkah kakinya menuju basement di mana mobilnya terparkir. Ketika beberapa meter lagi sampai pada mobil sedan putih miliknya. Ian mengeluarkan kunci mobil dari saku celananya. Terdengar bunyi kunci mobil terbuka.
Sesekali Ian melihat jam di pergelangan tangan kirinya meskipun ia sudah melihat jam di dashboard mobil. Siang itu jalanan memang tidak bersahabat. Ian gelisah.
“Bu Lince, maaf, saya datang agak terlambat,” ucap Ian pada lawan bicaranya di telpon.
*
“Selamat datang pak Ian. Saya sudah mendapatkan apa yang bapak cari. Semoga kali ini cocok. Mohon maaf agak lama pesanannya. Maklum persyaratan yang bapak beri, tidak mudah untuk dilaksakan,” Bu Lince berkata sambil menjabat tangan Ian.
Ian hanya tersenyum dan kemudian mengikuti Bu Lince masuk ke dalam ruang tamu.
“Tidak terlalu muda, tidak terlalu tua, dan juga tidak sebaya dengan istri bapak,” kata Bu Lince sambil duduk di sofa yang berjok kulit berwarna biru tua. Ian pun duduk di hadapan Bu Lince setelah mepersilakannya.
“Sudah pernah menikah, tidak mempunyai anak. Tidak cantik tapi tidak buruk rupa. Biasa saja penampilannya.” lanjut Bu Lince.
Ian tersenyum puas ketika apa yang dikatakan Bu Lince sesuai dengan permintaan. Ia melihat sesosok perempuan yang disebutkan oleh Bu Lince di hadapannya. Tidak kurang juga tidak lebih. Akhirnya setelah sekian minggu didapat juga sosok perempuan yang bakal cocok dengan Yani istrinya.
Semoga Yani menyukai perempuan ini, harap Ian. Perempuan yang akan menjadi asisten rumah tangga Ian dan Yani. Semoga dengan adanya ART, Yani dapat fokus mengurus Alif anak mereka yang berusia dua tahun. Yani pun tidak terlalu lelah dalam mengurus urusan rumah.
#TantanganRumlitIPBekasi
#DiariIbuProfesional
#CeritaIbu
#CeritaKeluarga
#CeritaKita
#DiariIbuProfesional
#CeritaIbu
#CeritaKeluarga
#CeritaKita
0 komentar