Seorang Perempuan dan Cerita
Banyak bercerita dengan cerewet berbeda arti, kan? Soalnya lima bulan yang lalu pada saat dia masih bekerja. Teman-teman kantor sangat senang akan kehadirannya. Padahal ruangan kerja di lantai dua itu, hanya ditempati lima orang dari sepuluh kubikal yang tersedia. Hanya gegara satu orang yang selalu ceria dan banyak cerita. Akhirnya ruangan berisi lima orang tersebut terasa sepuluh orang deh.
Tapi keadaan sekarang berbeda. Sebelas tahun dari masa pensiun, keputusan mengundurkan diri diambilnya. Bukan hal mudah meninggalkan dunia kerja yang sudah menjadi keseharian selama dua puluh satu tahun. Itu semua dilakukan karena dia terbayang akan seorang anak perempuan muda berusia sembilan belas tahun. Anak yang hanya dipenuhi oleh kebutuhan materi dan sedikit waktu untuk bersama ibunya.
Meskipun sudah diperhitungkan resiko karena tidak bekerja. Tetap saja adaptasi perbedaan dua dunia tersebut banyak memengaruhi hidupnya. Lihat saja sekarang penampilan yang biasa rapih di setiap pagi, kini keseharian dia hanya mengenakan daster batik. Meja kantor berubah menjadi meja dapur. Pulpen berubah menjadi pisau. Pokoknya semua berubah 180 derajat. Lingkungan kesehariannya hanya dapur, sumur, dan kasur.
Stres?
Hmm, perempuan yang bobot tubuhnya naik tiga kilo dari lima puluh lima setelah berubah status ini, apakah bisa disebut stres? Bukan maksud menyindir sih, tapi dengan tinggi tubuh 154 senti meter, apa tidak jadi terlihat bantet? Terlebih wajahnya akan menjadi terlihat semakin bulat bila memakai hijab.
Lima bulan berlalu, kesendirian sudah menjadi karibnya. Sepi adalah teman tanpa suara. Dan ketika pasangan hidup mencari nafkah sedang anak sembilan belas tahunnya menuntut ilmu di lain kota. Hanya benda kecil canggih dengan segala macam fiturlah yang dia jadikan teman berbagi. Banyak cerita dan celoteh sudah terekam di salah satu aplikasi pada benda kecil canggih tersebut. Yah, dia tidak kehilangan jati diri meski berdiam di rumah. Dia tetap seseorang dengan banyak cerita, tapi tidak di ruangan kantor.
#ODOP
#tantanganfiksi#deskripsidiri
15 komentar
Makin keren.
BalasHapusSuka😊
Tetap semangat bunda cantik nan shalihah😇
Terima kasih semangangatnya kak Isnania :)
HapusWaaah pengen ikutan seoptimis ini meski di rumah aja 😆
BalasHapusHarus kak Izza. Soalnya cuma nulis yang tetep bikin waras 😁
Hapuskapan-kapan deskripsi tentang psikologis dan cara mengatasi perubahan dari wanita karir menjadi ibu rumah tangga dong mba. saya sejak lulus kuliah sudah kerja dan banyak aktifitas di luar, belum bisa ngebayangin klo suatu ketika harus fulltime di rumah
BalasHapusWuah ada request nih 😁 in shaa Allah, nanti saya bikin cerpennya ah
HapusSemangattt 😀
BalasHapusTerima kasih kakak 😊
HapusCeritanya ngalir bu, enak di baca, semangat terus bu 😘
BalasHapusSetuju...😍👍
HapusTerima kasih Kak Lia 😘
HapusSemangat mbak Desi
BalasHapusTerima kasih Kak Wid
HapusWahhh~ terkadang sepi menjadi teman akrab
BalasHapusTiap hari kak Dita. Jadi terbiasa deh.
Hapus