Dia
Perempuan yang berusia lima tahunan lagi mencapai setengah abad itu, terlihat serius. Dia sedang berbaring santai di kursi ruang tamu sekaligus ruang keluarga. Jarinya dengan lincah menyentuh dan memainkan layar gawai. Dia sedang melihat-lihat postingan photo di facebooknya yang baru saja lewat beberapa hari lalu. Wajah bulat dengan bibir mungilnya itu menyungging senyum. Dia membaca salah satu komentar bahwa wajah dia dan anaknya seperti adik-kakak. Mungkin karena tubuh anaknya lebih besar dan lebih tinggi enam senti dari dirinya yang hanya 154 senti meter.
Kemudian dia beralih melihat photo, saat perpisahan dia dengan teman-teman kantornya. Sudah lima bulan dia menyandang status ibu rumah tangga, setelah dua puluh satu tahun bekerja. Terlihat wajahnya begitu sumringah dengan baju kuning kunyit yang dikenakannya. Hijab berwarna abu-abu muda polos menambah manis tawanya sore itu.
Perubahan status yang dialaminya terkadang membuat dia galau. Bagaimana tidak, biasa pagi-pagi sudah rapih dan wangi. Sekarang seragam kebesaran yang dia kenakan setiap hari adalah daster. Dapur, sumur, kasur, adalah sekian banyak hal yang harus dia jalani. Terlebih anak perempuan satu-satunya yang kuliah di Unsika, Karawang, pulang seminggu sekali. Dia pun merasa kesepian.
Beruntung dia menemukan sebuah komunitas menulis, ODOP. Segala sesak di dada dapat dia salurkan ke dalam tulisan. Yah, semoga saja semangat menulis dan passion yang sedang dia jalani dapat menular ke teman-temannya. Dia sangat berharap dapat menerbitkan buku solo terbit mayor.
#ODOP
#kelasfiksi#tugas1
20 komentar
Wah semangat bu desi luar biasa, salam kenal bu 😊
BalasHapusTerima kasih Mbak Putri 😊
HapusSemangat mba des 😇
BalasHapusTerima kasih kakak. Salam semangat juga 😉
HapusAku juga kuliah di UNISKA mbak.. Tapi di Banjarmasin deng..😁 semangatt mbak.. Salam..
BalasHapusHeuheu hurufnya cuma kepleset dikit yah mbak Lia. Salam semangat juga 😘
HapusSemangat bund😘
BalasHapusTerima kasih kak Leska. Salam semangat juga 😘
HapusAamiin.
BalasHapusSemangat Bunda ^_^
Terima kasih kak Isnania. Salam semangat juga 😘
HapusSemangt bund
BalasHapusTerima kasih Kak Arini. 😘
HapusSemangat terus menulis
BalasHapusDeskripsinya kurang detail
Terima kasih kak Wid. Siap perbaiki di cerpen berikutnya .
HapusUluuuh bunda...
BalasHapusSemangatnya perlu di contoh
Terima kasih Kak Reni. Saya juga mencontoh yang muda nih.
HapusAamiin... semoga segera terwujud keinginannya, bun 😆
BalasHapusAamiiin. Terima kasih Kak Izza.😉
HapusWah, asyiik..., banyak waktu untuk menulis dan membaca. Semangat bun!
BalasHapusIyah, kak Rina. Cukup waktu buat baca dan nulis. Terima kasih semangatnya. Salam semangat juga.
Hapus