Dia

by - April 02, 2018

Perempuan yang berusia lima tahunan lagi mencapai setengah abad itu, terlihat serius. Dia sedang berbaring santai di kursi ruang tamu sekaligus ruang keluarga. Jarinya dengan lincah menyentuh dan memainkan layar gawai. Dia sedang melihat-lihat postingan photo di facebooknya yang baru saja lewat beberapa hari lalu. Wajah bulat dengan bibir mungilnya itu menyungging senyum. Dia membaca salah satu komentar bahwa wajah dia dan anaknya seperti adik-kakak. Mungkin karena tubuh anaknya lebih besar dan lebih tinggi enam senti dari dirinya yang hanya 154 senti meter.

Kemudian dia beralih melihat photo, saat perpisahan dia dengan teman-teman kantornya. Sudah lima bulan dia menyandang status ibu rumah tangga, setelah dua puluh satu tahun bekerja. Terlihat wajahnya begitu sumringah dengan baju kuning kunyit yang dikenakannya. Hijab berwarna abu-abu muda polos menambah manis tawanya sore itu.

Perubahan status yang dialaminya terkadang membuat dia galau. Bagaimana tidak, biasa pagi-pagi sudah rapih dan wangi. Sekarang seragam kebesaran yang dia kenakan setiap hari adalah daster. Dapur, sumur, kasur, adalah sekian banyak hal yang harus dia jalani. Terlebih anak perempuan satu-satunya yang kuliah di Unsika, Karawang, pulang seminggu sekali. Dia pun merasa kesepian.

Beruntung dia menemukan sebuah komunitas menulis, ODOP. Segala sesak di dada dapat dia salurkan ke dalam tulisan. Yah, semoga saja semangat menulis dan passion yang sedang dia jalani dapat menular ke teman-temannya. Dia sangat berharap dapat menerbitkan buku solo terbit mayor.

#ODOP
#kelasfiksi#tugas1



You May Also Like

20 komentar

  1. Wah semangat bu desi luar biasa, salam kenal bu 😊

    BalasHapus
  2. Balasan
    1. Terima kasih kakak. Salam semangat juga 😉

      Hapus
  3. Aku juga kuliah di UNISKA mbak.. Tapi di Banjarmasin deng..😁 semangatt mbak.. Salam..

    BalasHapus
    Balasan
    1. Heuheu hurufnya cuma kepleset dikit yah mbak Lia. Salam semangat juga 😘

      Hapus
  4. Balasan
    1. Terima kasih kak Leska. Salam semangat juga 😘

      Hapus
  5. Balasan
    1. Terima kasih kak Isnania. Salam semangat juga 😘

      Hapus
  6. Semangat terus menulis

    Deskripsinya kurang detail

    BalasHapus
    Balasan
    1. Terima kasih kak Wid. Siap perbaiki di cerpen berikutnya .

      Hapus
  7. Uluuuh bunda...
    Semangatnya perlu di contoh

    BalasHapus
    Balasan
    1. Terima kasih Kak Reni. Saya juga mencontoh yang muda nih.

      Hapus
  8. Aamiin... semoga segera terwujud keinginannya, bun 😆

    BalasHapus
  9. Wah, asyiik..., banyak waktu untuk menulis dan membaca. Semangat bun!

    BalasHapus
    Balasan
    1. Iyah, kak Rina. Cukup waktu buat baca dan nulis. Terima kasih semangatnya. Salam semangat juga.

      Hapus