Bukan yang Kedua
Punggung lelaki yang dicintainya itu menjauh pergi. Sakit memang, walaupun konsekuensi situasi yang akan dialami sudah pasti akan terjadi.
*
Terbayang keindahan, kebahagiaan, suka dan duka, akan dijalani bersama, setelah mengucap janji suci di hadapan penghulu. Ah, mereka sungguh tiada mengira, sekian tahun merajut kasih, akhirnya terikat juga pada tali yang dinamai pernikahan.
Hubungan jarak jauh yang mereka lakukan dan banyak orang bilang tidak akan berhasil, telah mereka patahkan. Mereka dapat membuktikan bahwa akhirnya mereka dapat menyatukan jiwa sebagaimana halnya raga.
Memang bukan usia muda bagi perempuan tersebut menjalani peran barunya. Hampir mendekati usia empat puluh. Dia begitu setia menanti sang pujaan kekasih meminang dirinya. Dia pun berhasil meyakinkan kedua orang tua tercinta bahwa penantian yang dia lakukan pasti akan berakhir.
Tawa dan bahagia mereka tumpahkan, setelah sekian lama menahan rindu. Berharap perempuan itu dapat mendampingi suami ketika dia harus kembali pada pulau yang berbeda. Tapi apa daya, hal tersebut tidak memungkinkan dan tidak akan pernah terjadi.
*
“Pergilah, Mas!” Perempuan itu mencium tangan suaminya dengan penuh cinta dan sayang.
“Maafkan Mas, De. Mas hanya bisa memenuhi janji sampai di sini.” Tangan kiri laki-laki tersebut membalas rasa cinta dan sayang perempuan itu dengan mengusap kepalanya.
Perempuan yang memiliki wajah sendu tersebut mencoba menarik sudut bibirnya. Dipaksakan memang, tetapi keindahan lesung pipi yang dihasilkan membuat rasa sakitnya tersamar. Laki-laki yang telah mengubah status diri perempuan tersebut menjadi seorang isteri, mengetahui betapa terluka hatinya. Tapi semua sudah menjadi kesepakatan bersama.
Terlihat gambar anak perempuan dan laki-laki berusia empat belas dan sebelas tahun dilayar gawai sang suami yang berbunyi.
“Iyah, ayah ingat kok pesanan kalian. Tenang saja. Nggak lupa kok.”
Senyum perempuan itu makin mengembang saat percakapan antara ayah dan anak selesai. Keberhasilan melepas status perawan tua dan menjaga nama baik orang tua membuat dia terhibur.
Tidak mengapa sang suami kembali menjalani peran sebagai kepala keluarga di tempat lain. Cukuplah dia yang merasakan apa artinya menjadi yang kedua. Walaupun seharusnya dialah adalah yang pertama bila perjodohan itu tidak terjadi.
Yah, mereka mempunyai maksud dan tujuan yang sama, yaitu membahagiakan kedua orang tua.
#ODOP#batch5
2 komentar
Huah... speechless T_T
BalasHapusMakasih udah sedia mampir Kak Nia 😊
Hapus