Jangan Membuat Orang Menunggu, Kak!
Terkadang kalau kakak sudah mulai sibuk. Entah itu perkuliahan pada hari biasa yang mengharuskan ia kos. Sehingga waktu untuk saya berduaan dengannya cukup susah ditemukan. Atau bila ia berada di rumah, tapi weekend pun disibukkan dengan kegiatan komunitasnya.
Dikarenakan hal di atas itulah. Maka saya harus jeli melihat moment untuk berbicara dengannya. Bukan hal yang penting banget, sih. Kadang kegiatan harian pun akan menjadi topik obrolan.
Seperti semalam. Sepulang kakak dari acara meeting dengan komunitasnya. Yang menyebabkan seseorang harus menunggu kedatangan kakak. Seseorang yang merupakan reseller kakak. Reseller yang akan mengambil barang. Sebetulnya saya bisa saja mewakili kakak menggantikannya. Tapi di mana tanggung jawab kakak dong.
Kakak tiba di rumah pukul tujuh lewat lima sepuluhan gitu. Ia langsung menyiapkan barang pesanan.
Saat itu saya baru keluar dari toilet.
“Emang orangnya udah sampe, Kak?”
“Udah, baru aja.”
Saya melihat ke arah pintu luar dari ruang tengah di mana kami berada. Benar saja, sebuah motor sudah terparkir di luar.
“Kakak sih, pulangnya telat. Udah tau punya janji. Pulangnya mepet. Kasian kan, dia jadi nunggu.”
Kakak tidak menggubris ucapan saya. Ia tetap dengan pekerjaannya, mem-packing yoghurt ke dalam kantong plastik.
Memang sih bukan waktu yang tepat. Habis mau bagaimana lagi. Ya, setidaknya intonasi saya nggak tinggi seperti biasanya kalau lagi kesal deh.
Saya anggap diamnya kakak adalah penyesalan atau mungkin sedang membenarkan perkataan saya.
Setelah selesai serah terima barang dengan reseller kira-kira pukul 19.20. Saya biarkan kakak istirahat dan membersihkan diri.
Besok saya akan membicarakan hal ini dengan kakak. Hal tentang memenuhi janji dan ketepatan waktu.
#hari5 (I’m responsible for my commnunication results)
#gamelevel1
#tantangan10 hari/17hari
#komunikasiproduktif
#kuliahbundasayang
#institutibuprofesional
#gamelevel1
#tantangan10 hari/17hari
#komunikasiproduktif
#kuliahbundasayang
#institutibuprofesional
0 komentar