Cocok, Mah!

by - September 08, 2018



Pada hari Sabtu, tangal 8-09-2018, kami diundang untuk menghadiri acara pernikahan sepupu perempuan saya di Bandung.

Jauh hari sebelumnya, pakaian yang akan dikenakan pada saat akan resepsi sudah dipersiapkan. Tubuh kakak yang langsing sekarang, dibanding awal tahun. Membuat ia bisa mengenakan pakaian saya yang dulu masih berbobot kurang lebih 50 kg.

Kebaya modern dengan bawahan songket berwarna emas dan bercorak strip warna warni, tergantung manis di handle lemari baju kakak. Ia masih bingung dengan hijab yang akan dikenakan.

“Bosen Kakak, pake hijab warna item terus. Kalau bingung dan nggak punya hijab yang sesuai selalu warna yang dipake item.”

Kakak menghempaskan tubuhnya ke tempat tidur setelah memerhatikan pakaian itu untuk yang ke sekian kali. Saya yang berada di belakangnya terdiam. Turut memikirkan dan membayangkan koleksi hijab yang ada berada di dalam lemari kakak tersebut.

“Kakak sih, nggak mau pake hijab pendek pendek mamah yang biasa untuk pasangan baju itu.”

“Ih, Mamah apaan, sih? Masa ntar Kakak pake kudungan model emak-emak. Nggak, ah.”  Kakak meletakkan hp nya dan bangun dari rebahannya. Kemudian duduk dengan kaki bersila di atas tempat tidurnya.

Lalu kami berdua menatap dan melihat pakaian yang tergantung manis itu sambil membayangkan bila dipadankan dengan hijab yang saya maksud. (Intensity of eye).

“Nggak,” ucap kakak tegas dan menggeleng kepala untuk memperkuat kata penolakannya. Lau diambil kembali hp nya yang diletakkan di atas tempat tidurnya.

“Bagaimana kalau pake hijab yang boleh dapet sebagai souvenir acara siraman minggu lalu?” (Clear and calarify)

Kakak menoleh pada saya. Kami saling berpandangan. Sesaat kakak diam, seakan memutar memorinya kembali pada warna hijab yang telah diterimanya.

Waktu acara siraman sepupu saya sebelum nikah. Mereka memberi dua hijab, abu-abu muda dan hijau toska. Pada pakaian bermodel kebaya tersebut. Kain songket yang sebagai baju bawahannya terdapat salah satu warna yang saya pikir marching dengan hijab hijau tosca.

“Emang cocok ya, Mah?”
“Coba mana hijabnya?”

Kakak mengambil hijab dari yang belum dimasukkan ke dalam lemari. Saya belum lama menyetrikanya dan kakak masih meletakkan hijab tersebut dii sisi tempat tidurnya. Di atas sebuah koper.

“Iyah, Mah. Cocok.”

Kakak menaruh hijab yang masih dilipat itu dan menggantungnya di atas pakaian tersebut. Kami berdua memiringkan kepala ke kiri dan ke kanan beberapa kali. Seakan membenarkan dan meyakinkan bahwa memang hijab itu cocok. (kaidah 7-38-55).

Kami saling berpandangan dan tersenyum.

“Iyah, Mah cocok.”

#hari3
#gamelevel1
#tantangan10 hari/17hari
#komunikasiproduktif
#kuliahbundasayang
#institutibuprofesional

You May Also Like

0 komentar