Mencari Solusi #1 Travel
Foto: Kakak menuju stasiun
Jadwal kuliah semester 5 kakak sudah fix. Jadwal semula adalah Senin - Kamis dan Sabtu. Jumat libur. Hal inilah yang membuat kakak BT. Hari terjepit dan tanggung bila pulang ke Bekasi.
Bersyukur di minggu pertama jalannya perkuliahan, jadwal berubah. Dosen muda yang mengisi kuliah hari Sabtu memajukan jadwal kuliahnya menjadi Rabu malam pukul 18.30. Kabar bahagia tersebut kakak sampaikan via whatsapp.
“Akhirnya kakak bisa pulang seminggu sekali lagi.”
Aku pun turut senang mendengar hal itu. Ada satu pertanyaan yang mengganjal. Jadwal kuliah kakak kan sampai sore. Sedangkan kereta terakhir dari Karawang menuju Bekasi kira-kira pukul setengah empat sore. Dengan apa kakak akan pulang?
“Emangnya ada kereta sore, Kak?”
“Nggak ada sih, Mah. Kakak kan selesai kuliahnya pukul lima lebih-an gitu.”
Begitu percakapan kami via whatsapp. Diakhiri dengan kalimat bahwa kakak akan mencari informasi mengenai transportasi selain kereta yang menuju Bekasi.
Terus terang, aku tidak mau kakak menggunakan bus tiga perempat. Selain tidak nyaman, juga tidak aman. Makanya aku tidak menyarankan kakak untuk menaikinya.
Aku pun tahu kakak mempunyai teman yang tinggal di Tambun. Kakak pun pernah minta izin untuk pulang nebeng bersama temannya itu. Tapi aku tidak memberi izin. Kalau kendaraan yang ditumpanginya roda empat sih, oke-oke saja. Lah, ini roda dua. Bukan perjalanan rumah ke mall, lho ini. Bukan perjalanan sepuluh atau lima belas menit.
Aku tidak bisa membayangkan kakak duduk di atas motor selama kurang lebih dua jam. Belum lagi jalan yang akan dilaluinya. Serem! Jalan arteri Karawang kan banyak kendaraan besar seperti truk, container, bus. Haduh, nggak deh. Belum angin, apalagi ini pulangnya sore dari Karawang. Big no, Kak!
Aku pun tidak mempunyai solusi lain. Kakak tetap dengan pendiriannya tetap akan pulang Kamis sore selepas kuliah. Ia tidak mau membuang waktu untuk berlama-lama di kos-an. Kakak mau segera pulang dan berkumpul dengan kami, kedua orang tuanya.
“Mah, Kakak udah di mobil, nih.”
Begitu pesan yang saya baca pada sore hari menjelang magrib.
Kok bisa kakak ada di mobil? Mobil apa nih maksudnya? Berada di mobil siapa pula kakak, nih?
Kami, aku dan kakak pun terlibat percakapan via whatsapp. Usut punya cerita. Ternyata kakak mencari informasi transportasi selain kereta ke beberapa teman di kampusnya. Akhirnya kakak pun mendapat informasi dari teman lintas kelas. Heuheu keren kan, lintas kelas.
Dari teman lintas kelas tersebut. Kakak mendapatkan informasi bahwa temannya tersebut terkadang menggunakan travel. Travel tujuan Karawang - UKI, Cawang itu tidak keluar Bekasi Timur pun Bekasi Barat. Jadi kakak harus turun di bawah jembatan.
Ngeri juga mendengar kakak harus turun di bawah jembatan. Lalu menaikin undakan tanah ke atas menuju tepi jalan. Aku tahu bagaimana kondisi daerah tersebut.
Kuusulkan kakak untuk keluar tol barat. Tapi kakak menyampaikan bahwa kondisi bawah jembatan tol barat lebih menyeramkan dibanding tol timur. Terus terang aku tidak tahu kondisi daerah jembatan tol barat. Jadi yah, aku percaya dengan kakak.
Aku pun menyimpulkan bahwa situasi dan kondisi yang dialami kakak sudah memenuhi tugas kemandirian dari kelas Bunsay#4.
Berdasarkan kesimpulan ciri kemandirian Gea dan Havighurst (www.dispsiad.mil.id/index.php/en/psikologi-olah-raga/290-membentuk-kemandirian-anak-remaja). Maka kakak sudah memenuhi dua poin kemandirian, yaitu:
1. Mampu berinisiatif; orang yang mandiri mampu berinisiatif yaitu bertindak dengan keinginannya sendiri tanpa harus menunggu instruksi orang lain. Di sini kakak berinisiatif mencari informasi kendaraan selain kereta menuju Bekasi.
2. Mampu mengambil keputusan; ketika dihadapkan pada berbagai pilihan dia dapat menentukan pilihan yang sesuai bagi dirinya sendiri tanpa tergantung pada orang lain. Pada poin dua ini, kakak dapat mengambil keputusan di mana ia akan turun. dari kendaraan yang dinaikinya. Ia memahami kondisi dan situasi daerah yang akan dilaluinya. Bahwa ia memutuskan untuk turun di bawah jembatan tol timur.
#Hari1
#Tantangan10Hari
#GameLevel2
#KuliahBundaSayang
#MelatihKemandirian
#InstitutIbuProfesional
Bunda Sayang
Melatih Kemandirian
Ibu Profesional
IIP
0 komentar