Bekal Untuk 30 Hari

by - Maret 10, 2020




Mbak Tetik namanya. My buddy yang berasal dari IP Jombang. Ketertarikan pada dunia sastra anak lah yang membuatnya berada di kelas sastra. Dari kelas yang sama ini pula, kami saling mengenal.  Hal membahagiakan bila bertemu teman dengan passion yang sama. Seakan bekal yang diberikan adalah untuk diri sendiri juga.

Untuk langkah awal menulis sastra anak, tentu kita harus mengetahui definisinya itu sendiri. Apa sih karakter sastra anak itu sebenarnya. Hal ini perlu dicari tahu agar langkah awal menghasilkan akhir yang benar alias tidak melenceng dari definisi.

Lalu ditujukan kepada siapa sasaran pembaca kita? Apakah batita, balita, paud, TK, atau SD? Karena sasaran baca akan menentukan gaya menulis kita. Entah itu jumlah kalimat atau pun jumlah halaman buku. Namanya juga untuk anak. Pasti cerita yang akan disuguhkan juga harus mengandung pendidikan  karakter dan pengembangan diri. Anak akan mudah terpengaruh dari apa yang dibacanya. Itulah mengapa menulis cerita anak, susah-susah gampang.


Membaca dulu baru menulis. Apa yang akan ditulis bila kita tidak membaca. Jadi, membaca buku sastra anak sangat diwajibkan. Berikut adalah referensi  20 buku cerita anak terbaik yang harus dibaca sebelum usia 12-
tahun.  Nah, sebagai awal perkenalan menulis, bolehlah kita review buku-buku tersebut dengan gaya sastra. Bisa juga kita ATM (Amati Tiru Modifikasi) salah satu adegan cerita dalam buku itu menjadi pic book. Jadi deh buku untuk anak usia paud atau balita. #gampangnyangomong heuheu

Tidak lupa untuk menjadi pengikut IG milik pemerintah. Seperti @litara.foundation, @balaibahasajabar,  @badanbahasakemendikbud. Mereka kan fokus sasaran bacanya untuk usia anak SD gitu. Disana banyak info menarik seputar kepenulisan, seperti kata baku KBBI baru, peluncuran buku baru, lomba menulis, atau tips menulis cerita anak.

Sekedar informasi kalau DKJ Sastra Anak baru diadakan tahun 2019 lalu. Biasanya kan DKJ untuk novel dewasa. Nah, hasil penjurian dari ratusan naskah yang masuk. Tidak ada yang memenuhi untuk menjadi juara satu, lho. Miris kan? Sebegitu miskinnya kita akan koleksi sastra anak di negara republik tercinta ini. Huhu, hayuk atuh kita mulai ikutan menulis di ajang lomba DKJ tahun ini. (sambil mikir tema dan kesanggupan diri untuk menulis).

Atau mau ikut Nubar yang diadakan oleh Kompas? Belum pernah coba pun. Pernah lihat hasil karya yang lolos. Keren-keren euy. Penasaran juga sih pingin coba. Ayo Mbak Tetik kita harus semangat!

Pernah baca status seorang penulis novel yang beberapa bukunya sudah diangkat ke layar lebar. Beliau bilang, penulis pun harus jadi pebisnis yaitu harus bisa mempromosikan karyanya. Nggak bisa kita serta merta hanya mengandalkan toko buku. Itulah makanya kita perlu branding diri kalau kita adalah seorang penulis. Rajin bersosial media dengan membuat status yang bermanfaat. Agar ketika kita menerbitkan buku, para pembaca yang nota bene adalah calon pembeli sudah mengenal kita. Sehingga mereka akan membeli karya kita tanpa pikir panjang. Interaksi di sosmed ternyata penting, kan? (terus terang, bagian ini saya belum sampe #tutupmuka).

Bila ada tambahan, masukkan, atau koreksi barangkali. Silakan tinggalkan komen ya teman-teman, khususnya Mbak Teti.

Salam Literasi!

#janganlupabahagia
#jurnalminggu8
#materi8
#kelasulat
#bundacekatan
#buncekbatch1
#buncekiip
#InstitutIbuProfesional





You May Also Like

1 komentar

  1. Terima kasih mbak Desi...
    Jadi semakin semangat ♥️♥️

    Iya mbak saya akan coba mengikuti akun akun literasi.

    BalasHapus