Ramadan adalah bulan istimewa di antara sebelas bulan lainnya. Bahkan berkah ramadan banyak dirasa oleh semua kalangan agama. Lihat saja pedagang dadakan yang menata mejanya di depan rumah atau di pinggir jalan. Aneka macam kudapan tersedia menggugah selera. Semua ingin mendapatkan berkah dari orang-orang yang berpuasa.
Mereka menyadari bahwa banyak masyarakat yang ingin mengistimewakan momen berbuka puasa dengan hidangan yang tidak mereka dapat di bulan biasa. Sebut saja salah satunya adalah kolak.
Yah, meskipun kolak bisa dibuat dan didapat bukan pada bulan Ramadan saja. Tapi tetap kolak selalu identik dengan hidangan buka puasa. Aneka kolak pun sekarang banyak jenisnya, sebut saja kolak pisang, kolang kaling, tapai, labuh, pacar cina, biji salak, ubi, atau kalian punya jenis kolak lainnya?
Mulai kapan sih, kolak menjadi salah satu primadona hidangan berbuka puasa? Memang kolak berasal dari mana?
Menurut beberapa artikel, penamaan kolak itu ada filosofinya, lho. Karena ternyata kolak itu ada hubungannya dengan penyebaran agama islam pada zaman dulu. Bukan hanya melalui gamelan atau wayang saja yang kita tahu dalam penyebaran agama islam ini. Nama kolak berasal dari kata khalik yang artinya Tuhan pencipta alam semesta atau Allah swt.
Kolak adalah hasil rembukan para ulama di Jawa untuk memasyarakatkan agama islam. Dengan cara sederhana ini, diharapkan masyarakat dapat mengenal dan memahami agama islam.
Dan memang benar, pendekatan melalui makanan yang merupakan kegiatan sehari-hari ini, sangat mengena di kehidupan masyarakat. Sehingga mereka dengan mudah menerima suatu ajaran. Dalam hal ini adalah agama islam.
Para ulama pun menamai kolak yang sarat akan makna, sehingga masyarakat akan dengan mudah mengerti tentang ajaran islam yang diberikan.
Seperti isian bahan kolak pisang, yang pada umumnya menggunakan jenis pisang kepok. Kepok disini mempunyai maksud dan arti kapok. Kapok dengan perbuatan dosa dan jera untuk tidak melakukannya lagi. Dengan kesalahannya tersebut, masyarakat harus segera bertobat dan memohon ampun kepada Allah swt.
Ada juga isian kolak berbahan dasar ubi atau telo pendem. Ubi yang tumbuh di dalam tanah diartikan bahwa masyarakat harus mengubur kesalahan-kesalahan yang telah diperbuat. Mereka harus kembali kepada jalan yang diridhoi Allah swt.
Kudapan kolak ini awalnya disajikan pada bulan Syaban, satu bulan menjelang Ramadan. Masyarakat diajak untuk menyambut bulan penuh berkah dengan mendekatkan diri kepada Allah swt. Tapi ternyata kudapan kolak tersebut berlanjut hingga pada bulan Ramadan. Kolak akhirnya menjadi tradisi sebagai hidangan buka puasa.
Rasanya yang manis dari gula aren ditambah dengan santan, membuat kudapan kolak ini menjadi favorit masyarakat untuk berbuka. Terlebih mengkonsumsi kolak akan membuat tubuh terisi dengan energi setelah berpuasa satu hari penuh.
Kepopuleran kudapan manis tradisi jawa ini akhirnya merambat hingga ke daerah lainnya. Seperti Padang yang terkenal dengan bubur kampiunnya yang mirip dengan kolak. Dengan berbahan dasar bubur sumsum, santan dan gula merah dijadikan sebagai pemanis atau kuahnya.
Bahkan kudapan kolak ini sampai ke Asia Tenggara. Tentunya disesuaikan dengan tradisi mereka.
Bahkan kolak sekarang sudah mengalami kreasi dan inovasi sesuai selera masing-masing tempat dan individu.
Tapi tetap tadisi jawa ini mengingatkan akan asal muasal kolak yang tidak lepas dari keberadaan Allah swt.
Jadi, favorit kolak berbuka puasamu apa?
#ODOP99days