Lebaran Masa Kecil #1

by - Juni 20, 2018


Potho: koleksi pribadi

Lebaran adalah hari yang paling dinanti setelah menjalankan ibadah puasa satu bulan lamanya. Berbagai macam persiapan dilakukan untuk menyambut hari nan Fitri. Mulai dari membeli pakaian, ketupat, opor ayam, sayur godog, sambal goreng hati, aneka kue kaleng, sampai mengecat tembok rumah atau pagar.

Dulu waktu saya masih kecil, kira-kira tahun 80-an. Ketahuan jadulnya :) Pengalaman menyambut lebaran masih terasa membekas sampai sekarang.

Lupa berapa minggu sebelum puasa. Mamah dan papap akan mengecat pagar atau tembok bagian luar. Saya pun diperbolehkan berpartisipasi. Senang sekali bermain cat, layaknya seperti melukis di kanvas super besar. Papap mengajari cara mencampur cat dengan air juga menakar kekentalan cat. Perlakuan tembok sebelum dicat dan cara mengecatnya.

Photo: Bersama Mamah (koleksi pribadi)

Kira-kira dua minggu menjelang lebaran. Mamah akan mengajak kami, anak-anaknya ke pasar. Pada tahun 80-an ini belum ada yang namanya dept. Store seperti sekarang. Dulu yang ada hanyalah pasar. Pasar yang bernama Proyek dan pasar Baru.

Pasar Proyek adalah pasar kering. Kering di sini maksudnya adalah pasar yang hanya menjual aneka sandang, perabot rumah tangga, dan buku. Sedangkan pasar Baru didominasi oleh penjual pangan. Sedangkan untuk toko pakaian tidak terlalu banyak pilihan. Dan mamah lebih suka membeli pakaian di Proyek, nama pendek yang biasa warga Bekasi pakai.

Mamah biasanya akan mengajak kami, anak-anaknya satu-persatu secara bergantian ke proyek untuk membeli pakaian. Satu orang anak yang dibawa akan lebih mudah mengontrolnya dibanding membawa tiga sekaligus. Kamu tahu kan pasar seperti apa? Mamah pasti akan terkonsentrasi melihat anak-anaknya daripada melihat pakaian yang akan dibeli. Terlebih kami masih kecil-kecil.

Masing-masing dari kami akan mendapatkan tiga stel pakaian. Sungguh hari yang sangat membahagiakan. Bagaimana tidak bahagia coba. Kami mendapat pakaian baru setahun sekali. Dan itu berlanjut hingga saya duduk di bangku SMA. Mungkin keadaan ekonomi yang membuat mamah berbuat seperti itu. Tapi, kami tidak keberatan, kok

Satu hari menjelang lebaran. Mamah dan papap sibuk mengisi ketupat sehabis sholat subuh. Dan aku suka membantunya. Tangan yang dicelupkan ke dalam baskom berisi rendaman beras, kemudian mengisi kulit ketupat. Saya pun mendapatkan ilmu lagi selain mengecat. Mengisi kulit ketupat tidak boleh asal. Terlalu banyak akan keras, terlalu sedikit akan lembek. Ada takarannya di setiap besar kecilnya kulit ketupat.

Menjelang magrib ketupat matang. Mamah bilang dibutuhkan delapan jam untuk memasak ketupat hingga matang. Sedangkan masakan lain seperti sayur kentang, sambal goreng hati, dan ayam goreng sudah matang terlebih dahulu.

Ketika gema takbir mulai berkumandang selepas magrib. Mamah akan mengajakku ke Proyek untuk membeli bunga hidup. Mamah suka menempatkan bunga hidup yang ditaruh di dalam vas di beberapa sudut rumah. Sedap malam, anyelir, dan beberapa tangkai bunga warna warni entah namanya bunga apa, saya lupa.

Indah dipandang mata dan tentunya harum semerbak. Mamah pintar merangkai bunga hingga menjadi rangkaian yang cantik. Lagi-lagi ilmu yang kudapat yaitu ilmu merangkai bunga. Tidak sembarang memotong tangkai bunga lho. Ada tips tertentu agar bunga tetap tahan lama hidup di dalam vas.

Hari lebaran pun tiba. Setelah melaksanakan sholat Ied dan tiba di rumah. Kami akan bersalaman dengan mencium tangan mamah dan papap. Dan, papap akan memberi THR. Ini adalah moment yang sangat dinanti dan akan menjadi tradisi turun menurun pada saya dan anak saya kelak.

Bersambung

#ODOP


You May Also Like

0 komentar